Minggu, 10 Desember 2017

Takaran Yang Tepat dan Perbandingan Pada Resin dan Katalis

“Untuk hasil yang terbaik, mencampur resin dan katalis harus sesuai dengan takaran yang benar menurut kebanyakan orang yaitu 10:1”

Pernyataan di atas belum tentu benar sepenuhnya karena beda jenis resin maka beda juga takaran yang ditentukan produsennya.

Saya rasa cukup dulu pengenalan resin dan langsung saja ke topik utama yaitu takaran campuran resin dengan katalis yang tepat sesuai dengan pengalaman saya sendiri dan dari hasil pencarian dari sumber lain. Dari berbagai artikel dan video-video di dunia maya, campuran yang dianjurkan antara resin dan katalis adalah adalah:
  • 1:10 yang artinya banyak katalis adalah 1/10. Perbandingan ini yang dipakai oleh kebanyakan orang untuk jenis akrilik.
  • 3/100 atau banyak katalis adalah 1/33,333333~ dari banyaknya resin. Ini biasanya untuk resin yang kualitasnya kurang bagus atau resin butek. 
  • ½ Gelas Air Mineral resin: 10-15 tetes katalis.
Dan banyak lagi tergantung jenis maupun kualitas resin dan katalis masing-masing. Beberapa ada juga yang mengunakan cara sendiri dalam mengukur perbandingan baku ini, ada yang menghitung perbandingan dengan banyaknya tetes dan ada juga dengan cara mengira-ngira saja. Menurut saya itu sah-sah saja tetapi harus sudah melewati uji coba sebelumnya sebab sesuai dengan pengalaman saya, takaran katalis yang pernah saya pakai juga tergantung pada kualitas dan usia resin atau katalis itu sendiri. Saya pernah mencoba membeli resin dan katalis di tempat yang berbeda tetapi perbandingan takaran yang dianjurkan tidak menghasilkan apa yang benar-benar saya harapkan yaitu mengeras tepat waktu, hasil berwarna bening dan tidak lengket.

Contoh-contoh akibat takaran katalis yang terlalu banyak:

  • Hasil resin bening akan menjadi buram kekuning-kuningan setelah kering. Ini pernah saya coba pada saat membuat hiasan kecil untuk anak.
  • Panas yang berlebihan bahkan sampai mengeluarkan asap dan wadah campur dari gelas air mineral pun ikut meleleh. Saat itu saya kira katalis masih kurang banyak dan saya coba membuat campuran yang baru dengan katalis yang sedikit lebih banyak. Hehehe.. 
  • Lama mengering. Ada yang mengira bahwa memperbanyak katalis akan mempercepat pengeringan campuran resin tetapi itu tidaklah benar dan bahkan bisa memperlambat proses pengeringan. Hal ini sebenarnya masih wajar terlebih-lebih kalau kualitas resin yang kita gunakan tidak baik. Kita hanya perlu bersabar hingga 24 jam. Memang ada yang cepat mengering dalam waktu 15 menit tetapi ada juga yang 3-5 jam bahkan 24 jam.

    Contoh-contoh akibat katalis yang terlalu sedikit:

    • Lama mengering. Hal ini sama seperti kelebihan takaran diatas karena zat kimia tidak mendapatkan bahan ikatan yang pas dan akan saling tolak menolak antara partikel yang satu dengan yang lain. 
    • Gelembung yang berlebihan. Proses penggabungan tidak akan sempurna mengakibatkan senyawa menghasilkan gelembung udara yang tentu akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. 
    • Mengeras tetapi dengan permukaan yang lengket. Sebenarnya hal ini dapat kita siasati terutama untuk benda hasil cetakan yang tidak memerlukan kebeningan dan kehalusan permukaan yang nantinya akan dilapisi lagi, yaitu dengan menggunakan thinner yang bagus dengan cara menuangkan ke permukaan yang lengket dan menyapu dengan menggunakan kain. Jangan menggunakan busa karena busa akan hancur dengan thinner.
    Saran saya campuran yang terbaik untuk hasil yang sesuai keinginan adalah dengan menerapkan beberapa hal di bawah ini:
    1. LAKUKAN UJI COBA. Kita coba terlebih dulu dengan sedikit takaran sesuai perbandingan 10:1 atau 100:1. Ulangi lagi apabila kurang sesuai dengan yang kita harapkan dan jangan lupa membuat catatan hasil sesuai perbandingan.
    2. ALAT UKUR. Gunakan selalu alat takar atau alat timbang yang pas. Alat ukur yang paling ekonomis adalah alat ukur plastik, bisa kita beli di toko-toko kimia atau apotek. 
    3. KONSISTEN. Biasakan membeli resin dan katalis di tempat yang sama dan jangan sungkan menanyakan apakah jenis yang kita beli sama dengan yang sebelumnya. Hal ini untuk mengurangi kerugian waktu dan tenaga untuk menguji lagi.
    Alat-alat ukur plastik, suntik dan timbangan digital mudah kita temukan di toko kimia dan supermarket terdekat yang harganya bervariasi.

    Katalis


    Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat pula katalisis). Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
    Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
    Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
    Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
    A + C → AC (1)
    B + AC → AB + C (2)
    Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi,
    A + B + C → AB + C
    katalis tidak termakan atau pun tercipta. Enzim adalah biokatalis. Penggunaan istilah "katalis" dalam konteks budaya yang lebih luas, secara bisa dianalogikan dengan konteks ini.
    beberapa katalis ternama yang pernah dikembangkan di antaranya katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi massal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitik yang paling dikenal ialah proses Haber untuk sintesis amoniak, yang menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik--yang dapat menghancurkan produk samping knalpot yang paling bandel--dibuat dari platinadan rodium.
    Jika kita mendengar kata resin, hal pertama yang terlintas dalam pikiran biasanya adalah bahan kimia yang dibutuhkan dalam aktifitas industri. Namun tahukah anda, resin memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan jika dijabarkan maka sejarah resin cukup panjang karena telah ada jauh sebelum revolusi industri pada abad ke 19 silam.
    Lalu darimanakah resin ini berasal? Resin ternyata tidak selalu berasal dari cairan kimia sebagaimana yang kita bayangkan. Resin ternyata dapat berasal dari produk hutan dan merupakan cairan getah yang lengket dari beberapa jenis pohon yang berasal dari hutan-hutan di kawasan Asia Tenggara.
    Sebelum Perang Dunia di awal tahun 1900 an, Indonesia bahkan memiliki beragam jenis resin yang berasal dari hutan-hutannya dan beberapa jenis resin seperti Terpentin yang berasal dari buah pinus ataupun resin berjenis Agathis telah menjadi komoditas yang bernilai cukup tinggi.
    Masyarakat Indonesia sendiri kurang begitu mengetahui produk resin di luar dunia industri. Namun, ketika kita menyebutnya damar, maka orang pun biasanya langsung mengerti. Damar yaitu resin yang ternyata adalah produk dagang yang paling tua dari Asia Tenggara dan sudah ada sejak zaman prasejarah. Orang Indonesia lebih mengenalnya damar daripada resin.
    Pohon-pohon di hutan Asia Tenggara dikenal dengan jenis dipterokarpa. Resin sangat banyak ditemukan di area dataran rendah. Di Indonesia, tumbuhan penghasil damar ditemukan di area Indonesia bagian barat. Sayangnya, kita masih dianggap sebagai produsen resin yang memiliki kualitas rendah untuk dunia industri jika dibandingkan dengan resin yang berasal dari kopal ataupun terpentin.
    Untuk dunia industri, resin memang memiliki peranan yang cukup penting. Maka dari itu resin selalu dikaitkan dengan aktifitas industri. Padahal penggunaan resin atau damar bukan hanya pada dunia industri.

    Resin

    Resin adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tetumbuhan, terutama oleh jenis-jenis pohon runjung (konifer). Getah ini biasanya membeku, lambat atau segera, dan membentuk massa yang keras dan, sedikit banyak, transparan. Resin dipakai orang terutama sebagai bahan pernisperekat, pelapis makanan (agar mengilat), bahan campuran dupa dan parfum, serta sebagai sumber bahan mentah bagi bahan-bahan organik olahan. Resin telah digunakan orang sejak zaman purba, sebagaimana yang dicatat oleh Theophrastus dari Yunani dan Plinius dari Romawi kuno.[1]

    Definisi


    Lebih luas, istilah "resin" juga mencakup banyak sekali zat sintetis sifat mekanik yang sama (cairan kental yang mengeras menjadi padatan transparan), serta shellacs serangga dari superfamili Coccoidea.
    Senyawa cairan lain yang ditemukan dalam tanaman atau memancarkan oleh tanaman, seperti getah, lateks, atau lendir, kadang-kadang rancu dengan resin, akan tetapi secara kimiawi tidak sama. Sap, khususnya, melayani fungsi nutrisi sedangkan resin tidak. Tidak ada konsensus tentang mengapa tanaman mengeluarkan resin. Namun, resin terutama terdiri dari metabolit sekunder atau senyawa yang tampaknya tidak memainkan peran dalam fisiologi utama dari tanaman. Sementara beberapa ilmuwan melihat resin hanya sebagai produk limbah, manfaat perlindungan mereka untuk menanam secara luas didokumentasikan. Senyawa resin beracun dapat menghancurkan berbagai herbivora, serangga, dan patogen, sedangkan senyawa fenolik volatil dapat mengundang yang menguntungkan seperti parasitoid atau predator dari herbivora yang menyerang tanaman [2].
    Kata "resin" telah diterapkan dalam dunia modern untuk hampir semua komponen dari cairan yang akan ditetapkan menjadi lacquer keras atau enamel-seperti barang jadi. Contohnya adalah cat kuku, sebuah produk modern yang berisi "resin" yang merupakan senyawa organik, tetapi resin tanaman tidak klasik. Tentunya "pengecoran resin" dan resin sintetis (seperti epoxy resin) juga telah diberi nama "resin" karena mereka memperkuat dengan cara yang sama seperti beberapa resin tanaman, tetapi resin sintetis monomer cair thermosetting plastik, dan tidak berasal dari tanaman.